Teori mengapa lampu berwarna kuning dapat menembus kabut

Teori mengapa lampu berwarna kuning dapat menembus kabut

Teori : Efek Tyndall gejala penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Apabila seberkas cahaya dijatuhkan ke dalam sistem koloid, maka cahaya akan dihamburkan. Apabila seberkas cahaya dijatuhkan ke dalam sistem larutan, maka cahaya akan diteruskan.

Dalam Kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, diantaranya
1. Sorot lampu pada malam yang berkabut
2. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap /berdebu, dan
3. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon pada pagi hari yang berkabut.

Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda. Sinar kuning lebih sedikit dihamburkan, karena warna kuning dapat menyerap warna-warna tertentu yang mengganggu pandangan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut, di mana cahaya kuning dapat menembus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan

Spektrum cahaya
merah 620-750 nm
jingga 590-620 nm
kuning 570-590 nm
hijau 495-570 nm
biru 450-495 nm
ungu 380-450 nm
spektrum cahaya merah lebih tinggi nilainya daripada ungu gw setuju.
tapi warna ungu memiliki panjang gelombang cahaya yang pendek sehingga terlalu banyak dihamburkan.

Karena itu secara awal cahaya kehilangan warna ungu karena sudah habis-habisan dihamburkan. giliran selanjutnya yang susut dalam spektrum cahaya biru, hijau & kuning. Jadi pada akhirnya, yang berhasil mencapai mata hanya sisa kuning, kemudian lebih banyak jingga, dan lebih banyak lagi merah.

Penggunaan Bohlam berKelvin terlalu tinggi menurut gw tidak dianjurkan. Terutama saat berkendara di tengah hujan atau kabut. karena dpt bias ketemu air hujan dan tidak bisa menembus kabut. Otomatis, jarak pandang jadi pendek.

lebih direkomendasikan bohlam dengan warna kuning. karena Warna kuning mampu menembus kabut dan tetap terlhat kala hujan deras